Kepala Desa Seitarolat Julrahmadi Tanjung Seakan Tertutup dengan BUMDes.

SUM-UT193 Dilihat


Investigasi Bhayangkara Indonesia.com – labuhan batu.Sangat disayangkan perilaku kepala Desa Seitarolat Julrahmadi Tanjung ST,saat dikonfirmasi secara tertulis dan meminta klarifikasi tentang Bumdes tidak mau menjawab seakan dibekap.

Surat konfirmasi sudah satu bulan lewat,sampai berita ini di sajikan kemeja redaksi, tgl 30 Nopember 2020 tidak ada Jawaban dari pemerintah desa.

Saat di konfirmasi Insfektorat labuhan batu
Berikan jawaban kalau ada “temuan bapak laporkan secara tertulis.

Warga berharap kiranya Insfektorat labuhan batu turun untuk mengaudit keuangan BUMDes.

Tokoh masyarakat berharap agar kiranya Insfektorat turun tangan untuk penyelesai keuang BUMDes sebelum warga melakukan unjuk rasa papar Mr ke awak media.
Tgl 18 Nopember 2020.

Ahlan Ritonga selaku Infekstorat labuhan batu saat di konfirmasi tanggal 28 Nopember 2020 seakan tidak tanggap atas pemberitaan BUMDes yang di kirim langsung ke WhatsApp pribadinya.

“Tokoh masyarakat desa Seitarolat bersama tokoh pemuda akan desak kepala Desa Seitarolat untuk segera memaparkan dan menjelaskan kenapa BUMDes ( Badan Usaha Milik Desa) sekarang tutup dan agar menjelaskan siapa orang yang bertanggung jawab atas barang yang diutangkan kepada seseorang dan kapan uang Bumdes diminta Pinta Warga.

Saat dikonfirmasi Edison Marpaung ketua BUMDes
Desa Seitarolat yang baru – baru terpilih angkat bicara,” saya heran kenapa Badan Usaha desa kita ini sampai saat ini tidak dijalankan (fakum).percuma saya diangkat jadi pengurus ,Edison Marpaung berharap kiranya kepala Desa Seitarolat Julrahmadi Tanjung ST segera mengambil langkah untuk kemajuan BUMDes.

Tambah Edison Marpaung ( ketua BUMDes) saya heran kenapa BUMDes kita ini belum di serah terimakan untuk pengurus baru Ucapnya tgl 9 Nopember 2020.

Edison Marpaung juga mendesak kepala Desa Seitarolat Julrahmadi Tanjung ST agar ketua BUMDes lama memberikan keterangan barang yang masih ada, dan melakukan pengecekan secara bersama

(Marhite Rajagukguk).

Komentar