Investigasibhayangkara.com Aceh Tamiang – Tidak ingin di intervensi oleh pihak manapun, hampir 90 persen ketua Pengurus Kecamatan (PK) melakukan perlawanan. Hasil Musda Ke-V pada rabu 22 juli lalu dinilai sangat tidak fear bahkan telah mencoreng demokrasi. Sistem yang telah digiring seakan-akan ada kepentingan pribadi.
Pertarungan peserta bakal calon semakin sengit, dari 12 PK tercatat ada 10 Pengurus Kecamatan menancapkan kaki ketanah untuk memberikan dukungan kepada Adriadi, SE.
Berdasarkan hal tersebut sebagian PK melontarkan pernyataan berbeda-beda, salah satunya adalah Tarmizi PK Bendahara kepada awak media mengatakan “Partai Golkar Kabupaten Aceh Tamiang sangat menyesali sikap DPD 1 yang terlalu mengintervensi persyaratan Musda ke-V Partai Golkar Kabupaten Aceh Tamiang, kami berharap kepada DPD 1 untuk dapat menampung aspirasi kami sebagai pengurus PK Partai Golkar Kabupaten Aceh Tamiang sama-sama mengusung Pak Adriadi SE, sebagai ketua Partai”, ungkapnya pada minggu (26/07/2020).
Tarmizi juga menambahkan “Meski dapat penolakan dari DPD 1 tapi kami tetap berkomitmen dan berpegangan Teguh dan terus berupaya agar DPD 1 untuk dapat merestui Pak Adriadi sebagai ketua DPD II Partai Golkar Kabupaten Aceh Tamiang”, ungkapnya lagi.
Ditempat yang berbeda Fadly Yusdha Spd, juga Angkat bicara “Musda ke-V Partai Golkar dari awal sudah saya curigai akan adanya kecurangan, hal itu terbukti dengan tindakan yang dilakukan oleh ketua DPD I Aceh dan Anggota DPR RI dari Partai Golkar yaitu Ilham Pangestu yang sangat jelas menggiring salah satu calon ketua DPD II Aceh Tamiang dan juga sangat mencederai Azas Demokrasi yang ada di negara kita”, paparnya Yusda
“Tindakan Kedua petinggi Golkal tersebut sangat bertentangan dengan Ad/Art Partai Golkar. Kami PK Partai Golkar Sekabupaten Aceh Tamiang siap Memperjuangkan dan siap mempertarukan apa saja”, tutup Fadli Yusdha Spd berkata dengan tegasnya.
Laporan : Andri
Komentar