Fadhlullah (Dek Fadh) Wagub Aceh: Orang Aceh Terkenal Teguh Pada Komitmen

investigasibhayangkara.com

Rabu, 8 Oktober 2025

Banda Aceh – Wakil Gubernur (Wagub) Aceh, Fadhlullah, yang akrab disapa Dek Fadh, mengatakan masyarakat Aceh dikenal memiliki keteguhan tinggi terhadap komitmen, yang menjadi salah satu faktor utama bertahannya perdamaian di Tanah Rencong selama dua dekade terakhir.

Hal tersebut disampaikannya saat menerima kunjungan peserta Pendidikan dan Latihan (Diklat) Badan Intelijen Negara (BIN) di Aula Rumah Dinas Wagub Aceh, Selasa (7/10/2025) malam.

“Perjanjian Damai antara Pemerintah RI dengan Gerakan Aceh Merdeka, yang ditandatangani di Helsinki pada 15 Agustus 2005 silam, telah berlangsung selama 20 tahun. Banyak pihak bertanya, kenapa damai Aceh bisa berlangsung lama? Salah satu faktornya adalah keteguhan orang Aceh pada sebuah komitmen,” ujar Dek Fadh.

Ia menambahkan, pertanyaan serupa juga banyak disampaikan oleh para Duta Besar negara sahabat yang hadir pada Peringatan Hari Damai Aceh ke-20 beberapa waktu lalu. Acara tersebut dihadiri oleh 14 kedutaan besar, dengan empat Dubes hadir langsung di Balee Meuseuraya Aceh.

Dek Fadh menjelaskan, masyarakat Aceh memahami betul bahwa tidak ada kemenangan maupun ketenangan dalam peperangan, karena yang ada hanyalah kerugian dan penderitaan bagi semua pihak. Karena itu, kata dia, perdamaian menjadi satu-satunya jalan menuju kemenangan bersama.

“Atas dasar inilah kami masyarakat Aceh berkomitmen untuk terus menjaga perdamaian. Meski beberapa butir Memorandum of Understanding (MoU) yang disepakati di Helsinki belum seluruhnya terealisasi, kami tetap berkomitmen menjaga perdamaian ini, demi menghadirkan suasana aman dan nyaman di tengah masyarakat,” tegasnya.

Pertemuan dengan peserta Diklat BIN tersebut berlangsung dalam suasana hangat dan diisi dengan diskusi serta sesi tanya jawab. Kepada para peserta, Dek Fadh juga memaparkan sejarah singkat konflik di Aceh serta proses panjang upaya merajut perdamaian di Bumi Serambi Mekah.

Sementara itu, Ketua Tim Diklat BIN, Soemirati Baskoro, menjelaskan bahwa peserta Diklat tahun ini dibagi menjadi dua tim, yakni satu tim ke Aceh dan satu lagi ke Sulawesi Utara. Pemilihan dua daerah tersebut dilakukan karena menjadi lokus studi kasus daerah perbatasan dan pascakonflik.

“Kami ingin para peserta memahami langsung bagaimana proses pembangunan dan rekonsiliasi di daerah pascakonflik berjalan. Aceh merupakan contoh penting bagi bangsa ini, bahwa perdamaian bisa bertahan ketika masyarakatnya berkomitmen,” ujar Soemirati.

Acara kemudian ditutup dengan penyerahan cenderamata dari peserta Diklat BIN kepada Wagub Aceh, diikuti dengan foto bersama.(***)


IRJEN P[OL ANDRY WIBOWO
IRJEN POL IWAN KURNIAWAN
IRJEN IWAN KURNIAWAN
Brigjen Pol. Trunoyudo Wisnu Andiko, S.I.K.,