Soliditas dan Disiplin dalam Kebersamaan: Pertemuan Rutin Lembaga Jagaraga Pemuda Pancasila MPC Kota Semarang

JA-TENG22 Dilihat

Investigasibhayangkara.com

Semarang – Pada hari Minggu siang, 8 September 2024, berlangsung pertemuan rutin Lembaga Jagaraga Pemuda Pancasila (PP) MPC Kota Semarang. Pertemuan ini diselenggarakan di kediaman Wakil Ketua Jagaraga, Bung Hery Prasetyo, di Perumahan BSB Mijen, Semarang. Hadir dalam acara tersebut, Ketua Jagaraga Bung Herman, Sekretaris Bung Suli Kristiyanto (dikenal juga sebagai Romo Yai Abi), Bendahara Bung Decky, Pembina Drs. M. Dhaeni, Sudibyo SH, serta jajaran pengurus Jagaraga Pemuda Pancasila MPC Kota Semarang.

Acara ini bertujuan untuk mempererat tali persaudaraan antar anggota, memperkuat soliditas organisasi, serta menekankan pentingnya disiplin dan ketaatan terhadap aturan organisasi yang berlaku.

Dalam sambutannya, Pembina Jagaraga, Drs. M. Dhaeni, menyampaikan pesan penting terkait soliditas dan kekompakan dalam tubuh Pemuda Pancasila. Menurutnya, semua anggota Pemuda Pancasila adalah setara, tanpa memandang posisi maupun lembaga yang mereka wakili. Ia menegaskan bahwa tidak boleh ada perpecahan atau upaya saling menjatuhkan antara lembaga-lembaga di bawah naungan Pemuda Pancasila, khususnya di tingkat MPC Kota Semarang.

“Semua anggota Pemuda Pancasila itu sama, tidak boleh saling menjatuhkan antara satu lembaga dengan lembaga lainnya, selama kita masih berada di bawah bendera Pemuda Pancasila,” tegas M. Dhaeni.

Ia juga menekankan pentingnya disiplin organisasi, terutama bagi anggota Jagaraga yang ingin terlibat dalam kegiatan lembaga lain di Pemuda Pancasila. Ia menyarankan agar setiap anggota yang bermaksud berpartisipasi dalam kegiatan di lembaga lain untuk meminta izin terlebih dahulu kepada pimpinan.

“Kalau anggota Jagaraga mau ikut kegiatan lembaga yang lain, sebaiknya izin dulu kepada pimpinan, dan jangan sampai saling menjatuhkan, karena kita semua adalah satu, Pemuda Pancasila,” tambahnya.

Sejalan dengan pesan Pembina, Ketua Jagaraga, Bung Herman, juga menegaskan hal yang sama dalam sambutannya. Ia menekankan pentingnya izin dan ketaatan terhadap aturan organisasi, khususnya ketika anggota Jagaraga ingin mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh lembaga lain di Pemuda Pancasila.

“Kalau ada anggota Jagaraga yang ingin ikut kegiatan di lembaga Pemuda Pancasila yang lain, itu tidak masalah, asalkan mereka meminta izin kepada ketua atau pengurus terlebih dahulu,” ujar Herman.

Ia menegaskan, bahwa mengikuti kegiatan tanpa izin bisa menciptakan kesalahpahaman dan mengganggu keharmonisan dalam organisasi. Oleh karena itu, setiap anggota harus memastikan bahwa mereka mematuhi prosedur yang ada dan tidak bertindak tanpa arahan atau persetujuan dari pimpinan.

“Jangan sampai ikut kegiatan tanpa izin dari ketua atau pengurus. Kita ini punya aturan yang harus dipatuhi. Jangan sampai seperti anggota liar yang ikut sana-sini tanpa izin pimpinan,” tegasnya.

Jagaraga merupakan lembaga bela diri yang eksklusif di bawah naungan Pemuda Pancasila, khususnya di MPC Kota Semarang. Lembaga ini bertugas menjaga kehormatan dan keamanan organisasi, sekaligus melatih anggotanya dalam berbagai teknik bela diri.

Jagaraga berperan penting dalam melestarikan seni bela diri tradisional yang diwariskan oleh leluhur, sekaligus memupuk semangat kebangsaan dan patriotisme di kalangan anggotanya. Sebagai lembaga bela diri, Jagaraga tidak hanya fokus pada fisik, tetapi juga pada penguatan mental dan spiritual anggotanya.

Sekretaris Jagaraga, Bung Suli Kristiyanto atau Romo Yai Abi, dalam kesempatan tersebut menyampaikan rencana pelatihan seni bela diri Debus kepada seluruh anggota Jagaraga di MPC Kota Semarang. Seni Debus merupakan warisan budaya Nusantara yang terkenal dengan kemampuannya dalam ilmu kekebalan terhadap senjata tajam, bahkan hingga senjata api.

Romo Yai Abi menjelaskan bahwa Debus bukan sekadar seni bela diri biasa, tetapi merupakan simbol keberanian dan kekuatan spiritual yang luar biasa. Menurutnya, pelatihan ini akan memberikan manfaat besar bagi para anggota, baik dari segi kemampuan bela diri maupun peningkatan spiritualitas.

“Seni Debus adalah bagian dari warisan leluhur kita yang memiliki nilai-nilai kearifan lokal yang sangat tinggi. Selain belajar teknik bela diri, anggota Jagaraga juga akan belajar tentang kekuatan spiritual yang ada di balik seni Debus. Hal ini akan membuat mereka lebih kuat, baik secara fisik maupun mental,” jelas Romo Yai Abi.

Pelatihan Debus ini diharapkan dapat memperkuat kemampuan pertahanan diri anggota Jagaraga, serta membangun kedisiplinan dan loyalitas mereka terhadap Pemuda Pancasila. Dalam seni Debus, para peserta akan dilatih untuk memiliki ilmu kekebalan terhadap berbagai jenis senjata tajam, bahkan hingga kekebalan terhadap senjata api.

Dengan pengembangan seni bela diri ini, Jagaraga bertekad untuk melestarikan dan mengembangkan warisan budaya leluhur, sekaligus meningkatkan kemampuan anggotanya dalam menjaga kehormatan dan keamanan organisasi.

Melalui pertemuan rutin ini, Jagaraga menegaskan komitmennya untuk terus mendukung dan memperkuat Pemuda Pancasila, khususnya di tingkat MPC Kota Semarang. Soliditas, disiplin, dan loyalitas menjadi nilai-nilai utama yang selalu dijaga oleh lembaga ini dalam setiap aktivitasnya.

Ke depan, Jagaraga akan terus mengembangkan program-program pelatihan bela diri dan kegiatan positif lainnya, guna meningkatkan kualitas dan kapasitas anggotanya. Dengan demikian, Jagaraga tidak hanya berperan dalam menjaga keamanan, tetapi juga dalam membangun karakter yang kuat dan berintegritas di kalangan anggota Pemuda Pancasila.

Dalam suasana kebersamaan dan kekeluargaan, pertemuan ini diakhiri dengan doa bersama, yang dipimpin oleh salah satu pembina Jagaraga, diikuti dengan ramah tamah antara para anggota. Suasana hangat ini mencerminkan eratnya persaudaraan di dalam tubuh Pemuda Pancasila, khususnya di antara anggota Jagaraga.

Dengan semangat persatuan dan solidaritas yang tinggi, Jagaraga terus berupaya untuk menjadi garda terdepan dalam menjaga kehormatan Pemuda Pancasila, sambil tetap menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila sebagai dasar dan pedoman dalam setiap langkah dan tindakan mereka.(Hardi)